Jumat, 06 Februari 2009

Fosil Ular Raksasa



Beberapa ilmuwan kolombia telah menemukan fosil ular raksasa. Sekelompok peneliti dari University of Florid,AS. Para ilmuwan menyebutkan bahwa ular tersebut diperkirakan hidup di hutan tropis setelah punahnya Tyrannosaurus Rex sekitar 60 juta tahun yang lalu. Ular tersbeut mempunya panjang 42 kaki atau 13 meter.

Di antara tulang belulang fosilnya itu diduga ada pula fosil tulang yang menjadi mangsanya. Dengan hasil pengukuran yang menunjukkan panjang tubuh 13 meter dan bobot lebih dari satu ton itu, Titanoboa memang lebih mirip monster. "Dengan tebal tubuhnya yang bisa setinggi pinggul orang dewasa, ular purba ini adalah terbesar dari yang pernah ada," kata Profesor David Polly, anggota tim peneliti, dari Indiana University, Amerika Serikat.

Titanoboa diduga merupakan saudara tua boa. "Tapi, mirip anaconda, ia kemungkinan menghabiskan banyak waktunya di dalam air tidak sering di darat" kata Polly. Dengan ukurannya itu, Polly juga memastikan bahwa jenis ular itu butuh santapan dengan ukuran yang super pula. "Apa tepatnya mangsanya itu, kami belum tahu. Bisa jadi ikan besar atau buaya."

Ukuran tubuhnya yang sangat luar biasa memberi petunjuk tentang habitanya. Yakni dilingkungan yang hangat.Penemuan ini memunculkan pendapat bahwa temperatur di garis khatulistiwa meningkat bersamaan dengan suhu global. Hal ini kontras dengan hipotesis yang mengatakan bahwa suhu tidak akan naik.

Gerakan itu juga diikuti oleh batas atas suhu dalam tubuh hewan berdarah dingin (poikilotherms) seperti ular dan kawan-kawannya dalam keluarga reptil. Berbeda dengan mamalia, metabolisme hewan poikilotherm sedikit-banyak memang dikendalikan oleh suhu rata-rata lingkungannya.

Mereka tidak bisa meregulasi sendiri--hingga batas-batas tertentu--suhu tubuhnya. Akibatnya, reptil-reptil saat ini yang hidup di iklim tropis berukuran lebih besar daripada mereka yang hidup di lintang tinggi yang lebih dingin.

Dari fosil Titanoboa, diduga suhu udara di ekuator 58-60 juta tahun lalu lebih hangat daripada saat ini. Selisihnya 3-4 derajat Celsius. "Besaran suhu itu menunjukkan hutan hujan tropis Kolombia saat itu jauh lebih panas daripada hutan hujan tropis modern mana pun di dunia," ujar Carlos Jaramillo, peneliti yang ikut dalam ekskavasi di Kolombia.




Seputar Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar